Jumat, 22 April 2016

makalah "Emosi"

Diposting oleh kharisma hanum siichiwell di 19.08


MAKALAH
EMOSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
pada mata kuliah Psikologi
Dosen pengampu : Dian Rif’iyati, M.S.I



Disusun oleh :
Kharisma Hanum          (2023214421)

Kelompok 8
Kelas M


JURUSAN PGMI
PROGRAM STUDI TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
PEKALONGAN
2014

PRAKATA

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin dan kekuatan kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tema “ Emosi”. Meskipun banyak hambatan yang saya alami dalam proses pengerjaannya, tetapi saya berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa saya sampaikan terima kasih kepada Ibu Rif’iyati, M.S.I selaku dosen pembimbing saya, yang telah membantu dan membimbing dalam mengerjakan makalah ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin saya berikan kepada masyarakat dari hasil makalah ini. Karena itu saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Pekalongan,   November 2014

               Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Dari mana emosi itu muncul, apakah dari pikiran atau dari tubuh? Agaknya, tak sseorang pun bisa menjawabnya dengan pasti. Ada yang mengatakan tindakan dulu (tubuh), baru muncul emosi. Ada pula yang mengatakan emosi terlebih dahulu, baru muncul tindakan.
Pada hakikatnya, setiap orang itu mempunyai emosi. Dari bangun tidur pagi hari sampai waktu tidur malam hari, kita mengalam macam-macam pengalaman yang menimbulkan berbagai emosi pula. Lantas apakah sebetulnya yang dimaksud emosi? Oleh karena itu mari kita bahas mengenai emosi.
B.       Rumusan Masalah
1.         Apa pengertian Emosi?
2.         apa saja teori – teori emosi?
3.         Apa saja macam-macam dan contoh aktivitas emosi?
4.         Bagaimanakah perubahan tubuh saat terjadi emosi?
5.         Apa saja Penggolongan emosi?
C.      Tujuan
1.         Dapat mengetahui pengertian emosi.
2.         Dapat menyebutkan teori-teori emosi.
3.         Dapat mengetahui macam-macam emosi.
4.         Dapat memahami perubahan tubuh saat emosi.
5.         Dapat mngetahui penggolongan emosi.




BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Emosi
Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, emotion, dari emouvoir. Sedang dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.
Emosi menurut beberapa ahli :
1.      Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, emosi adalah setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas
2.         Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
3.         Menurut William James, emosi adalah kecenderungan untuk memiliki perasaan yang khas bila berhadapan dengan objek tertentu dalam lingkungannya.[1]
4.         Crow & crow (1962) mengartikan bahwa emosi sebagai “suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu yang berfungsi sebagai inner adjustmen terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu”.

Seseorang yang mengalami emosi umumnya kurang dapat mengusai dirinya lagi, tidak memperhatikan keadaan sekitar, dan tidak lagi memperhatikan suatu norma yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu emosi merupakan keadaan  (reaksi) yang ditimbulkan oleh keadaan tertentu baik dari luar dan dalam diri individu, perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang tersebut sedang  mengalami emosi.
Pada hakikatnya emosi tidak selalu jelek.
Namun demikian kadang – kadang seseorang masih dapat mengontrol emosinya. Seperti yang dikemukakan oleh Ekman dan Friesen (Carlson, 1987) yang dikenal dengan display rules atau tiga rules, yaitu masking, modulation, dan simulation.
Masking adalah keadaan seseorang yang menyembunyikan atau dapat menutupi emosi yang dialaminya. Pada modulation orang tidak dapat meredam secara tuntas mengenai gejala kejasmaniannya, tetapi hanya dapat mengurangi saja. Sedangkan simulation orang tidak mengalami emosi, tetapi seolah-olah mengalami emosi dengan menampakkan gejala-gejala kejasmanian.[2]
Coleman Hammen menyebutkan ada empat fungsi emosi, yaitu:
1.      Emosi adalah pembangkit energy
2.      Emosi adalah pembawa informasi
3.      Emosi bukan saja pembawa informasi dalam komunikasi intrapersonal, tetapi juga pembawa pesan dalam komunikasi interpersonal
4.      Emosi juga merupakan sumber informasi tentang keberhasilan kita.

B.       Teori - teori emosi
Ada beberapa teori yang menyoroti emosi. Tidak semua teori mengenai emosi mempunyai titik pijak yang sama.
Jika seseorang mengalami emosi, pada individu itu akan terdapat perubahan-perubahan kejasmaniannya. Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi, yaitu:


a.         Pendapat yang nativistik
Menurut pendapat ini bahwa emosi pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir. Tokoh penganut paham nativistik adalah Rena Descartes (1596-1650). Ia mengatakan bahwa sejak lahir manusia telah mempunyai enam emosi dasar, yaitu:[3]
v  Cinta
v  Kegembiraan
v  Keinginan
v  Benci
v  Sedih, dan
v  Kagum

b.        Pendapat yang empiristik
Pendapat yang empiristik mengatakan bahwa emosi dibentuk oleh pengalaman dan proses belajar. Terdapat beberapa tokoh teori emosi yang menganut paham ini, yaitu:
·           Teori James-lange
Teori ini mula-mula dikemukakan oleh William James (1842-1910) yang secara kebetulan pada waktu yang sama juga dikemukakan oleh Carl Lange (Denmark). Menurut teori ini emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respons terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari luar.
Menurut teori ini bila seseorang melihat harimau, maka reaksinya adalah peredaran darah semakin cepat karena denyut jantung makin cepat, paru-paru lebih cepat memompa udara, dan sebagainya. Respons-respons tersebut kemudian dipersepsikan dan timbullah rasa takut. Jadi orang itu bukan berdebar-debar karena takut setelah melihat harimau, melainkan karena berdebar-debar maka timbul rasa takut.
Hal ini disebabkan oleh hasil pengalaman dan proses belajar, orang yang bersangkutan dari pengalaman-pengalamannya telah mengetahui bahwa harimau adalah binatang yang berbahaya dan buas, maka jantungnya berdebar-debar, karena debaran jantungnya tersebut disebut sebagai takut.[4] Dengan demikian bahwa gejala kejasmanian merupakan sebab emosi dan emosi merupakan akibat dari gejala kejasmanian.
·           Teori Cannon-Bard
Teori yang dikemukakan oleh Walter B. Cannon (1929). Teori ini menyebutkan bahwa emosi bergantung pada aktivitas dari otak bagian bawah. Teori ini dikemukakan oleh Cannon atas dasar penelitian dari Bard.
Teori ini berbeda justru berlawanan dengan teori yang dikemukakan oleh James-Lange, yaitu bahwa emosi tidak bergantung pada gejala kejasmanian, atau reaksi jasmani bukan merupakan dasar dari emosi, tetapi emosi justru bergantung pada aktivitas otak atau aktivitas sentral. Karena itu teori ini juga sering disebut teori Sentral,[5] jadi individu mengalami emosi terlebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan-perubahan fisiknya.
·           Teori Schachter-Singer
Teori ini biasa disebut dengan “Teori Emosi Dua-Faktor” Schachter-Singer dikenal sebagai teori yang paling klasik yang berorientasi pada rangsangan. Reaksi fsiologik dapat saja sama (hati berdebar, tekanan darah naik, nafas bertambah cepat, adrenalin dialirkan dalam darah, dan sebagainya), namun jika rangsangannya menyenangkan maka emosi yang timbul dinamakan senang. Sebaliknya, jika rangsangannya membahayakan maka emosi yang timbul dinamakan takut.[6]

C.      Macam-macam Emosi
Atas dasar arah aktivitasnya, tingkah laku emosional dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu:[7]


1.         Takut, orang bergerak meninggalkan sumber
Dilihat secara objektif, rasa takut memiliki segi negatif, yaitu bersifat menggelorakan dan menimbulkan perasaan-perasaan dan gejala tubuh yang menegangkan, juga ada segi positifnya reaksi yang timbul di dalam individu, lalu menggerakkan individu untuk melindungi diri terhadap rangsangan atau bahaya dari luar, menjauhkan diri dari sesuatu yang dapat menyakitkan diri, melukai diri, atau menimbulkan bahaya lainnya.
Contohnya seseorang yang melihat ular berbisa. Karena dia tau itu binatang yang membahayakan maka dia akan berlari menjauh dari ular tersebut.
2.         Marah, orang bergerak menentang sumber
Novaco (1986, dalam Berkowitz, 1993) mengemukakan bahwa amarah “bisa dipahami sebagai reaksi tekanan perasaan”. Yang mereka maksudkan pada dasarnya adalah bahwa orang cenderung menjadi marah dan terdorong menjadi agresif jika harus menghadapi keadaan yang menganggu.
Namun, analisis Berkowitz lebih jauh lagi. Ia berpandangan bahwa bukan tekanan eksternal itu sendiri, melainkan perasaan negative yang ditimbulkan oleh tekanan itulah yang menghasilkan kecenderungan agresif dan marah. Semakin banyak adanya perasaan negative, semakin kuat pula dorongan agresi yang dihasilkan.
Contohnya anak kecil yang keinginannya tidak dipenuhi orang tuanya cenderung bersikap marah. Kemarahan yang terlihat menjatuhkan diri di lantai, menendang, menangis, berteriak, dan kadang juga menahan nafas.
3.         Depresi
Orang menghentikan respons-respons terbukanya dan mengalihkan emosi ke dalam dirinya sendiri. Misalnya seseorang yang menanggung beban pikiran yang banyak atau mempunyai masalah yang berat, jika emosi pikirannya dialihkan ke dirinya sendiri maka seseorang tersebut cenderung mengalami depresi atau stress.
4.         Cinta
Orang bergerak menuju ke sumber kesenangan. Rasa cinta bisa meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat,  dan kemesraan.
Misalnya cinta yang tumbuh dalam pernikahan adalah lebih kuaat dan lebih agung, karena Tuhan menciptakannya untuk menjalin pernikahan itu menjadi kekal, tidak dapat diputuskan. Itulah yang dapat menumbuhkan rasa bahagia, membuahkan sakinah dan menimbulkan kesetiaan yang tahan uji.

D.      Perubahan – perubahan pada tubuh saat terjadi emosi.
Terutama pada emosi yang kuat, sering kali terjadi juga perubahan-perubahan pada tubuh kita, antara lain:
·         Reaksi elektris pada kulit meningkat bila terpesona
·         Peredaran darah bertambah cepat bila marah
·         Denyut jantung bertambah cepat bila terkejut
·         Pupil mata membesar bila marah atau sakit
·         Liur mongering bila takut dan tegang
·         Bulu roma berdiri bila takut
·         Mencret-mencret bila tegang
·         Ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang dan bergetar
·         Komposisi darah akan pucat berubah dalam keadaan emosional karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.[8]

E.       Menggolongkan Emosi
Membedakan satu emosi lainnya dan menggolongkan emosi-emosi yang sejenis ke dalam suatu golongan atau satu tipe sangat sukar dilakukan karena hal-hal berikut ini:[9]
1)      Emosi yang sangat mendalam, misalnya sangat marah atau sangat takut menyebabkan aktivitas badan sangat tinggi, sehingga seluruh tubuh aktif. Dalam keadaan seperti ini sukar menentukan apakah seseorang itu sedang takut atau sedang marah.
2)      Penghayatan, satu orang yang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara. Misalnya, kalau marah seorang akan gemetar di tempat, tetapi lain kali ia memaki-maki, atau mungkin lari.
3)      Nama emosi, nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya didasarkan oleh sifat rangsangannya, bukan pada keadaan emosinya sendiri. Jadi, “takut” adalah emosi yang timbul terhadap suatu bahaya yang menjengkelkan.




BAB III
PENUTUP

ü  emosi merupakan keadaan  (reaksi) yang ditimbulkan oleh keadaan tertentu baik dari luar dan dalam diri individu, perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang tersebut sedang  mengalami emosi.
ü  ada empat fungsi emosi, yaitu:
a.       Emosi adalah pembangkit energy
b.      Emosi adalah pembawa informasi
c.       Emosi bukan saja pembawa informasi dalam komunikasi intrapersonal, tetapi juga pembawa pesan dalam komunikasi interpersonal
d.      Emosi juga merupakan sumber informasi tentang keberhasilan kita.
ü  Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi, yaitu
a.    Pendapat Nativistik, Menurut pendapat ini bahwa emosi pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir.
b.    Pendapat Empiristik, Pendapat yang empiristik mengatakan bahwa emosi dibentuk oleh pengalaman dan proses belajar.
ü  Atas dasar arah aktivitasnya, tingkah laku emosional dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu: takut, marah, depresi, dan cinta.
ü  Terutama pada emosi yang kuat, sering kali terjadi juga perubahan-perubahan pada tubuh kita, antara lain:
·         Reaksi elektris pada kulit meningkat bila terpesona
·         Peredaran darah bertambah cepat bila marah
·         Denyut jantung bertambah cepat bila terkejut
·         Pupil mata membesar bila marah atau sakit
·         Liur mongering bila takut dan tegang
·         Bulu roma berdiri bila takut
·         Mencret-mencret bila tegang
·         Ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang dan bergetar
·      Komposisi darah akan pucat berubah dalam keadaan emosional karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.
ü  Membedakan satu emosi lainnya dan menggolongkan emosi-emosi yang sejenis ke dalam suatu golongan atau satu tipe sangat sukar dilakukan karena hal-hal berikut ini:
·      Emosi yang sangat mendalam
·      Penghayatan
·      Nama emosi



DAFTAR PUSTAKA

Alex sobur, psikologi umum dalam lintasan sejarah, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2003)
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 1980)
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009),


[1]Alex sobur, psikologi umum dalam lintasan sejarah, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2003), hlm.399
[2] Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 1980), hal.210
[3] Abdul Rahman Shaleh, Psikologi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009), hal.166
[4] Abdul Rahman Shaleh, Op cit, hal.167
[5] Bimo Walgito, Op Cit, hal.213
[6] Alex Sobur, Op Cit, hal.401
[7] Ibid, hal.410
[8] Abdul Rahman Shaleh, Op Cit, hal.169
[9] Ibid, hal.170

0 komentar:

Posting Komentar

 

Siichiwell Blog © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor